Minggu, 15 November 2015

Layanan Pada Sistem Telematika

Layanan Telematika adalah layanan dial up ke jaringan internet maupun semua jenis jaringan yang didasarkan pada sistem telekomunikasi untuk mengirimkan data. 
Menurut informasi yang berkembang, layanan telematika digunakan dalam beberapa bidang, diantaranya yaitu :


  • Bidang Layanan Informasi
  • Bidang Layanan Keamanan
  • Layanan Context Aware dan Event Base


Contoh-contoh dari layanan telematika yaitu :

1.  Bidang Layanan Informasi
        Layanan ini menyatukan sistem komunikasi dengan kendaraan seperti mobil untuk memberikan informasi kepada masyarakat. Penggabungan dari telekomunikasi digital dan teknologi komputer untuk dapat memberikan informasi dan sebagai sarana komunikasi masyarakat agar individu dapat mengolah dan memanfaatkan informasi tersebut demi kepentingan hidup dan perkembangannya.
Beberapa contoh layanan informasi :
– Telematik terminal
– Jasa pelayanan internet
– Informasi lalu lintas terbaru

2.  Layanan Keamanan
          Layanan ini memberikan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi jika sesuatu berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Layanan itu sendiri terdiri dari enkripsi, penggunaan protocol, penentuan akses control dan auditin.
Contoh layanan keamanan yaitu:
–   Navigation assistant
–   Penggunaan Firewall dan Antivirus
–   Panggilan darurat (rumah sakit, kepolisian)
–   GPS, informasi keberadaan kendaraan

3.  Layanan Context-Aware dan Event-base
          Dalam ilmu komputer terdapat pernyataan bahwa perangkat komputer mempunyai kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalamnya. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness.
Context-awareness merupakan kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, 
yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan yaitu data dasar user, lokasi user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. 
Contoh layanan context aware dan event base:
–  Layanan diagnosis kendaraan.


KELEBIHAN DAN KEKURANGAN TELEMATIKA

Kelebihan layanan telematika:
·Pada layanan telematika dibidang informasi, masyarakat khususnya kalangan menengah kebawah dapat merasakan pemerataan teknologi dan bagi pelajarnya dapat memberikan wawasan yang lebih untuk menunjang studi mereka.
·Pada layanan telematika di bidang keamanan, masyarakat pada umumnya dapat merasa lebih aman karena jika terjadi sesuatu yang diinginkan, mereka dapat langsung menghubungi pihak berwajib dengan teknologi yang ada.
·Pada layanan context aware dan event-base, dengan ini pengguna dapat hak privasi yang lebih tanpa harus melakukan banyak/otomatis sistem yang telah mengatur agar pengguna tidak diganggu dalam waktu yang diinginkan pengguna.
·Pada layanan perbaikan sumber, tiap orang dapat bantuan lebih dalam yellow pages untuk mencari alamat/nomor telepon suatu instansi.

Kekurangan layanan telematika:
·Pada layanan telematika bidang informasi, jika perhatian kepada mereka yang kurangnya informasi dari kebebasan akses yang mereka lakukan, akan berdampak buruk yang disebabkan pihak yang tidak bertanggung jawab.
·Pada layanan telematika dibidang keamanan, keamanan ini juga berdampak buruk jika ada oknum/hacker yang berniat jahat untuk membobol suatu sistem keamanan.
·Pada layanan context aware dan event-base, pengguna tidak tahu/akan terlambat mengetahui jika ada panggilan penting saat ia tidak ingin diganggu, seperti tidak tahu kalau anaknya masuk rumah sakit ketika sedang rapat.

·Pada layanan perbaikan sumber, tidak mudah mencari/tidak cepat karena yellow pages masih dalam bentuk buku. Jadi ketika ingin mencari informasi maka harus mencarinya secara manual dengan membaca indeksnya.

Saran
Layanan Telematika sudah sangat bermanfaat bagi masyarakat, dengam membuat solusi untuk masalah - masalah yang ada. Namun terkandang terdapat beberapa kasus yang tidak menyediakan solusi secara keselurhuan, dalam arti penglimplementasian kurang berhasil. Seperti layanan informasi yang kurang lengkap atau terjadinya kesalahan sistem. Karena itu diperlukan pengawasan yang baik, serta pengembangan sistem yang cukup baik. 

Senin, 19 Oktober 2015

Telematika

Pengertian Telematika

Telematika adalah singkatan dari Telekomunikasi dan Informatika yang merupakan perpaduan konsep Computing and Communication. Istilah telematika juga dikenal sebagai “the new hybrid technology” karena lahir dari perkembangan teknologi digital. Dalam wikipedia disebutkan bahwa Telematics juga sering disebut dengan ICT (Information and Communications Technology).

Kata telematika berasal dari bahasa Perancis yaitu telematique. Kata Telematique merujuk pada bertemunya sistem jaringan komunikasi dan teknologi informasi. Sehingga telematika biasanya lebih sering dikaitkan dengan kegiatan cyberspace atau kegiatan yang berbau teknologi digital yang merupakan suatu informasi dalam melakukan sebuah komunikasi.

Pertama kali istilah Telematika digunakan di Indonesia adalah pada perubahan pada nama salah satu laboratorium telekomunikasi di ITB pada tahun 1978. Cikal bakal Laboratorium Telematika berawal pada tahun 1960-an. Sempat berganti-ganti nama mulai dari Laboratorium Switching lalu Laboratorium Telekomunikasi Listrik. Seiring perjalanan waktu dan tajamnya visi para pendiri, pada tahun 1978 dilakukan lagi perubahan nama menjadi Laboratorium Telematika. Ketika itu, nama Telematika tidak sepopuler seperti sekarang. Pada tahun 1978 itulah, di Indonesia, istilah Telematika pertama kali dipakai.

Pendapat Penulis

Menurut saya telemtaika sangat membantu dan mempermudah kehidupan sekarang kita ini. Tele
matika hampir bisa ditemukan dimana saja. Contoh yang paling mudah adalah e-commerce, banyak sekali terdapat jual beli online di social media dan website. Terjadi pertukaran data elektronik pada kegiatan tersebut, informasi untuk produk dan telekomunikasi untuk kegiatan pemesanan.

Contoh :

• E-Government
E-goverment merupakan pemanfaatan telematika dalam bidang pemerintahan. Dalam e-goverment telematika lebih kepada membantu dalam konteks pembangunan. Baik negara maju maupun berkembang, telematika digunakan dalam beberapa sektor seperti menurunkan biaya untuk mengakses informasi, berkomunikasi dan melaksanakan berbagai kegiatan transportasi.

• E-Commerce
E-commerce mungkin sangat tak asing ditelinga, e-commers merupakan salah satu pemanfaatan telematika yang paling banyak digunakan, atau bisa disebut sedang hangat-hangat nya. E-commers merupakan bidang perdagangan/ penjualan , seperti jualan online, baik melalui blog, wensite pribadi ataupun melalui jejaring sosial, melalui twitter, facebook, dan lain-lain. Dengan e-commerce pembeli dan penjual tak harus bertemu face to face seperti penjual dan pembeli di pasar, misalnya, dengan begini jarak dan waktu tak lagi menjadi penghalan untuk melakukan suatu transaksi.

• E-Learning
E-learning merupakan singkatan dari Elektronic Learning, merupakan cara baru dalam proses belajar mengajar yang menggunakan media elektronik khususnya internet sebagai sistem pembelajarannya. E-learning merupakan dasar dan konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. E-learning dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik (internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihak-pihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar sendiri).

Berbagai macam layanan Telematika antara lain :

• Layanan Telematika dibidang Informasi
Penggunaan teknologi telematika dan aliran informasi harus selalu ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk pemberantasan kemiksinan dan kesenjangan, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Selain itu, teknologi telematika juga harus diarahkan untuk menjembatani kesenjangan politik dan budaya serta meningkatkan keharmonisan di kalangan masyarakat. Wartel dan Warnet memainkan peranan penting dalam masyarakat. Warung Telekomunikasi dan Warung Internet ini secara berkelanjutan memperluas jangkauan pelayanan telepon dan internet, baik di daerah kota maupun desa, bagi pelanggan yang tidak memiliki akses sendiri di tempat tinggal atau di tempat kerjanya. Oleh karena itu langkah-langkah lebih lanjut untuk mendorong pertumbuhan jangkauan dan kandungan informasi pelayanan publik, memperluas pelayanan kesehatan dan pendidikan, mengembangkan sentra-sentra pelayanan masyarakat perkotaan dan pedesaan, serta menyediakan layanan “e-commerce” bagi usaha kecil dan menengah, sangat diperlukan. Dengan demikian akan terbentuk Balai-balai Informasi. Untuk melayani lokasi-lokasi yang tidak terjangkau oleh masyarakat.

• Layanan Telematika dibidang Keamanan
Layanan ini menyediakan fasilitas untuk memantau dan memberikan informasi bila ada sesuatu yang berjalan tidak seharusnya. Layanan ini dapat mengurangi tingkat pencurian dan kejahatan. Seperti contohnya dengan menggunakan Firewall dan juga anti virus yang ada.

•Layanan Context Aware dan Event-Based
Di dalam ilmu komputer menyatakan bahwa perangkat komputer memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap lingkungan sekitarnya berdasarkan informasi dan aturan-aturan tertentu yang tersimpan di dalam perangkat. Gagasan inilah yang diperkenalkan oleh Schilit pada tahun 1994 dengan istilah context-awareness. Context-awareness adalah kemampuan layanan network untuk mengetahui berbagai konteks, yaitu kumpulan parameter yang relevan dari pengguna (user) dan penggunaan network itu, serta memberikan layanan yang sesuai dengan parameter-parameter itu. Beberapa konteks yang dapat digunakan antara lain lokasi user, data dasar user, berbagai preferensi user, jenis dan kemampuan terminal yang digunakan user. Sebagai contoh : ketika seorang user sedang mengadakan rapat, maka context-aware mobile phone yang dimiliki user akan langsung menyimpulkan bahwa user sedang mengadakan rapat dan akan menolak seluruh panggilan telepon yang tidak penting. Dan untuk saat ini, konteks location awareness dan activity recognition yang merupakan bagian dari context-awareness menjadi pembahasan utama di bidang penelitian ilmu komputer.

• Layanan Perbaikan Sumber
Layanan perbaikan sumber yang dimaksud adalah layanan perbaikan dalam sumber daya manusia (SDM). SDM telematika adalah orang yang melakukan aktivitas yang berhubungan dengan telekomunikasi, media, dan informatika sebagai pengelola, pengembang, pendidik, dan pengguna di lingkungan pemerintah, dunia usaha, lembaga pendidikan, dan masyarakat pada umumnya.
Konsep pengembangan sumber daya manusia di bidang telematika ditujukan untuk meningkatkan kualitas, kuantitas dan pendayagunaan SDM telematika dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan digital, kesenjangan informasi dan meningkatkan kemandirian masyarakat dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi secara efektif dan optimal.

Kelebihan Dan Kekurangan

Kelebihan :

  • Telematika telah memberikan nilah tambah bagi masyarakat luas yaitu dalam perekonomian nasional. Ditandai dengan mulai maraknya sekelompok anak muda membangun bisnis baru menggunakan teknologi Internet. Pembangunan sektor Telematika diyakini akan memengaruhi perkembangan sektor-sektor lainnya. Sebagaimana diyakini oleh organisasi telekomunikasi dunia, ITU, yang konsisten menyatakan bahwa dengan asumsi semua persyaratan terpenuhi, penambahan investasi di sektor telekomunikasi sebesar 1% akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 3%. Hipotesis ini telah terbukti kebenarannya di Jepang, Korea, Kanada, Australia, negara-negara Eropa, Skandinavia, dan lainnya.


Kekurangan :

  • banyak kejahatan yang dilakukan dengan menggunakan media internet. Contohnya cyber crime dengan cara mencuri data kartu kredit dari nasabah suatu bank, sehingga si pelaku carding (carder) dapat menggunakan data tersebut untuk keuntungan pribadi. 
  • Penyebaran virus atau malicious ware fraud atau penipuan yang menggunakan electronic mail sebagai alat penyebaran informasi bagi si penipu.

Saran

Menurut saya dengan perkembangan teknologi di zaman sekarang, telematika adalah suatu hal yang sangat penting. Kita sebagai masyarakat harus memanfaatkan keuntungan dari penggunaan telematika dalam kehidupan. Namun tidaklah lepas dari pengawasan penggunannya oleh masyrakat sekitar. Saran saya adalah masyarakat harus bersama - sama mengawasi pengunaan telematika agar tidak terjadi hal - hal yang berlebihan, dan menimbulkan kerusakan atau keserahan di masyarakat.

Sumber :
https://id.wikipedia.org/wiki/Telematika
http://adhika-rmd.blogspot.co.id/2012/11/kelebihan-dan-kekurangan-telematika.html
http://bagasirawanganteng.blogspot.co.id/2012/10/pengantar-telematika.html

Senin, 08 Juni 2015

MAKALAH INDIVIDU, MASYARAKAT DAN INTRAKSI SOSIAL

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar merupakan contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu Kontak Sosial dan Komunikasi Sosial.


Kontak sosial dapat berupa kontak primer dan kontak sekunder. Sedangkan komunikasi sosial dapat secara langsung maupun tidak langsung. Interaksi sosial secara langsung apabila tanpa melalui perantara. Misalnya A dan B bercakap-cakap termasuk contoh Interaksi sosial secara langsung. Sedangkan kalau A titip salam ke C lewat B dan B meneruskan kembali ke A, ini termasuk contoh interaksi sosial tidak langsung.

Faktor yang mendasari terjadinya interaksi sosial meliputi imitasi, sugesti, identifikasi, indenifikasi, simpati dan empati Imitasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor meniru orang lain. Contoh anak gadis yang meniru menggunakan jilbab sebagaimana ibunya memakai. Sugesti adalah interaksi sosial yang didasari oleh adanya pengaruh. Biasa terjadi dari yang tua ke yang muda, dokter ke pasien, guru ke murid atau yang kuat ke yang lemah. Atau bisa juga dipengaruhi karena iklan.
Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan (menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya.  Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban bencana alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif  Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi social yang baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll). Contoh kerja sama antara depertemen pendidikan nasional dengan PT Telkom dalam program Jardiknas.

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya karena tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.


1.2. Rumusan Masalah
Berpijak dari latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah pada penulisan makalah ini adalah :
  1.   Seperti apakah  tindakan sosial di masyarakat
  2.   Apa yang dimaksud dengan interaksi sosial?
  3.   Bagaimana bentuk-bentuk interksi sosial?


1.3. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas Mata kuliah Tempat Ruang Dan Sistem Sosial serta untuk wawasan dan ilmu kami tentang pengaruh interaksi sosial bagi masyarakat.

1.4. Metode dan Prosedur
Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan makalah ini yaitu dengan mengumpulkan informasi dari berbagai buku dan browsing di internet.

1.5. Sistematika Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan kaidah penulisan makalah secara umum yaitu :

KATA PENGANTAR

1.1 Latar Belakang
1.2. Rumusan masalah
1.3. Tujuan
1.4. Metode dan Prosedur
1.5. Sistematika Penulisan

BAB II PEMBAHASAN

2.I. Tindakan Sosial
2.2. Interaksi Sosial

BAB III PENUTUP

3.3  Kesimpulan
3.4   Saran


DAFTAR PUSTAKA






PENUTUP


3.1 Kesimpulan

Arti Interaksi Sosial artinya melibatkan kedua belah pihak.. Faktor-faktor interaksi sosial antara lain

·         AImitasi : tindakan sosial meniru sikap,tindakan,tingkah laku atau penampilan fisik seseorang secara berlebihan.
·         Sugesti : pemberian pengaruh atau pandangan dari satu pihak kepada pihak lain.
·         Identifikasi : kecenderungan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan oranglain. Simpati : suatu proses dimana seseorang merasa tertarik dengan orang lain.

Syarat-syarat interaksi sosial antara lain:  kontak :kata kontak berasal dari con atau cum yang artinya bersama-sama dan kata tango yang artinya menyentuh.jadi secara harfiah kontak berarti saling menyentuh. Wujud kontak sosial dibedakan menjadi tiga antara lain:

·         Kontak antarindividu contoh kontak antara anak dan orang tuanya,kontak antara siswa dan siswa lainnya.
·         Kontak antar kelompok contoh kontak antara dua perusahaan dalam hubungan bisnis.
·         Kontak antara individu dan suatu kelompok contoh kontak antara seorang calon anggota dan para anggota organisasiyang akan dimasukinya.

Kontak sosial langsung dan tidak langsung anatar lain kontak primer yaitu hubungan timbal balik yang terjadi secara langsung.

Kontak sekunder yaitu kontak sosial yang memerlukan pihak ketigasebagai media untuk melakukan hubungan timbal balik.

Bentuk-bentuk Interaksi sosial (association processes)

A. Kerja Sama
Suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok uintuk mencapai tujuan bersama.
Bentuk kerjasama antara lain kerja sama spontan yaitu kerjasama yang terjadi secara serta-merta. kerja sama langsung yaitu kerja sama sebagai hasil dari perintah atasan kepada bawahan atau pengusaha teerhadap rakyatnya.
Kerja sama kontrak yaitu kerja sama atas dasar syarat-syarat ketetapan tertentu yang disepakati bersama.

B. Akomodasi
Proses penyesuaian diri dari orang-perorangan . Bentuk akomodasi antara lain:

·         koersi : suatu bentuk akomodasi yang terjadi melalui pemaksaan kehendak pihak tertentu terhadap pihak lain yang lebih lemah .contoh sistem pemerintahan totalitarian.
·         kompromi : suatu bentuk akomodasi ketika pihak-pihak yang terlibat perselisihan saling mengurangi tuntutan agar tercapai suatu penyelesaian.

C. Asimilasi
Dasarnya merupakan perubahan yang dilakukan secara sukarela,yang umum pada dimulai dari penggunaan bahasa. Syarat asimilasi antara lain

·         terdapat sejumlah kelompok yang memiliki kebudayaan berbeda.
·         terjadi pergaulan antaindividu atau kelompok secara intensif dan dalam waktu yang relatif lama.
Faktor pendorong asimilasi antara lain :

1. Toleransi di antara sesama kelompok yang berbeda kebudayaan. kesempatan yang sama dalam bidang ekonomi.
2. kesediaan menghormati dan menghargai orang asing dan kebudayaan yang dibawanya.
Faktor penghalang asimilasi antara lain kelompok yang terisolasi atau tersaing (biasanya kelompok minoritas). kurangnya pengetahuan mengenai kebudayaan baru yang dihadapi.

D. Akulturasi
Proses penerimaan dan pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari kebudayaan suatu kelompok tanpa menghilangkan kepribadian kebudayaan asing.

3.2. Saran

Dalam kehidupan manusia di dunia ini tidak akan lepas dari kehidupan masyarakat, maka kita sebagai manusia yang hidup bermasyarakan harus menyadari bahwa kita hidup tidak mungkin sendirian.

Untuk itu marilah kita menjadi warga masyarakat yang baik dengan berinteraksi antar individu dengan individu lain, antar individu dengan kelompok, bahkan kelompok dengan kelompok agar terjalin persatuan dan kesatuan dalam kehidupan masyarakat.











Rabu, 22 April 2015

Karangan Tentang Dunia Fantasi

Karangan Deskripsi

DUNIA FANTASI

Untuk mengisi waktu liburan, 2 minggu yang lalu saya dan teman - teman saya pergi mengunjungi Dunia Fantasi atau yang biasa disebut Dufan. Kami memutuskan untuk menghabiskan sisa liburan kami disana. Sesampainya disana, saya melihat banyak sekali wahana bermain yang sangat menyenangkan. Dan saya akan menaiki wahana itu satu persatu.

Dufan memiliki luas wilayah yang luas cukup luas, beberapa wahana bermain yang menarik terdapat disana. Salah satunya adalah Halilintar. Halilintar adalah wahana bermain yang biasa disebut Roller Coaster, wahana ini cukup memacu adrenalin dan cukup menyeramkan, namun sangat menyenangkan. Selain Halilintar terdapat wahana bermain yang bernama Arum Jeram. Di Arum Jeram kita akan menaiki sebuah kapal untuk mengilingi sebuah sungai buatan yang tidak terlalu besar, namun memiliki arus yang sangat besar. Kemudian terdapat wahana yang bernama Istana Boneka. Wahana ini dibuat khusus untuk anak - anak, dengan menaiki sebuah kapal kecil pengunjung dapat mengelilingi istana untuk melihat - lihat boneka.

Itu adalah beberapa wahana bermain yang terdapat di Dufan. Dan masih banyak lagi wahana yang sangat mengasikan dan menyeramkan. Pengalamanku bersama teman- teman saat mengunjungi Dufan sangatlah menyenangkan, saya tidak akan melupakan betapa serunya bermain bersama mereka. Mungkin saya akan mengunjungi beberapa tempat lain yang lebih menyenangkan saat liburan tahun depan bersama mereka.



DUNIA FANTASI

Karangan Narasi

Tepat Pukul 08.00 WIB 2 minggu yang lalu, saya dan teman - teman saya berkumpul di kampus. Sesuai rencana kami akan pergi mengunjungi Dunia Fantasi. Sejam berlalu kami berangkat menuju Dufan menggunakan mobil.


Pukul 10.15. kami tiba di Dufan. Yuli salah satu teman saya pergi menuju loket tiket untuk membeli tiket, Karena antrian yang tidak cukup panjang, kami tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan tiket. Saat kami sudah memasuki Dufan, kami mencoba beberapa wahana bermain yang berada di Dufan, dari yang tidak menyeramkan sampai yang menyeremkan hingga memacu adrenalin. Hari sudah mulai siang, tiba saatnya kami untuk makan siang. Sesudahnya kami makan siang, kami melanjutkan untuk menaiki wahana yang belum kami naiki. Tidak terasa hari mulai sore, setelah magrib kami memutuskan untuk pulang.

Pukul 08.00 kami tiba di kampus, tempat dimana saya dan teman - teman saya tadi berkumpul. Setalah mengemas barang - barang dari mobil, sayang langsung memutuskan untuk pulang ke rumah, karena saya sudah merasa sangat lelah.


Senin, 23 Maret 2015

Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

Penjelasan mengenai penalaran

A.  Berpikir dan Bernalar
Apa yang dimaksud dengan berpikir ?
Berpikir itu sendiri merupakan kegiatan mental yang berkaitan dengan pikiran kita sendiri. Pada saat kita berpikir maka terlintas gambaran-gambaran mengenai sesuatu hal yang tidak tampak secara nyata. Kegiatan ini tidak terkendali, terjadi dengan sendirinya, dan tanpa kita sadari. Sedangkan kegiatan berpikir dilakukan secara sadar, tersusun, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir ini yang disebut dengan kegiatan bernalar.
Bernalar atau penalaran merupakan proses berpikir sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dari proses penalaran dapat dibedakan sebagai penalaran induktif dan deduktif.

1. Penalaran induktif
Penalaran induktif adalah penalaran yang bertolak dari pertanyaan-pertanyaan yang khusus dan menghasilkan simpulan yang umum. Kesimpulan yang diperoleh tidak lebih khusus daripada pernyataan (premis).
Beberapa bentuk penalaran induktif adalah sebagai berikut :
a) Generalisasi ialah proses penalaran yang mengandalkan beberapa pernyataan yang mempunyai sifat tertentu untuk mendapatkan simpulan yang bersifat umum. 
Contoh : 
Jika dipanaskan, besi memuai 
Jika dipanaskan, tembaga memuai
b) Analogi adalah cara penarikan penalaran secara membandingkan dua hal yang mempunyai sifat yang sama.Contoh : 
Ita adalah lulusan akademi perawatan
Ita dapat menjalankan tugasnya dengan baik
Tujuan penalaran secara analogi adalah:
@ Analogi dilakukan untuk meramalkan kesamaan
@ Analogi digunakan untuk mengungkap suatu kekeliruan 
@ Analogi digunakan untuk menyususn klasifikasi 
c) Hubungan Kausal/sebab-akibat adalah penalaran yang diperoleh dari gejala-gejala yang saling berhubungan. Dalam kehidupan sehari-hari, hubungan kausal sering ditemukan. 
Contoh : Ia kena penyakit kanker darah dan meninggal dunia
Dalam kaitannya dengan hubungan kausal ini, tiga hubungan antarmasalah, yaitu sebagai berikut :
Sebab – akibat : hubungan yang berpola A menyebabkan B, C, D dan seterusnya. Jadi efek dari satu peristiwa yang dianggap penyebab kadang-kadang lebih dari satu. 
Akibat – sebab : dapat dilihat pada peristiwa seseorang yang pergi ke dokter, ke dokter merupakan akibat dan sakit merupakan sebab. 
Akibat – akibat : suatu penalaran yang menyiratkan penyebabnya. 
2/ Penalaran Deduktif 
Penalaran Deduktif adalah proses berpikir yang bertolak dari prinsip, hukum, putusan yang berlaku umum tentang suatu hal atau gejala atas prinsip umum tersebut ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus, yang merupakan bagian dari hal atau gejala diatas.

Penarikan simpulan secara dekduktif dapat dilakukan langsung atau tidak langsung.
a) Menarik simpulan secara langsung ; ditarik dari satu premis. 
Misalnya : 
Semua S adalah P (Premis)
Sebagian P adalah S (Simpulan)
Contoh : 
Semua ikan berdarah dingin (Premis) 
Sebagian yang berdarah dingin adalah ikan (Simpulan) 
b) Menarik simpulan secara tidak langsung ; dari dua premis akah dihasilkan sebuah simpulan. Premis pertama yang bersifat umum dan premis kedua bersifat khusus. 
 B) Penalaran dalam Penulisan
Suatu tulisan yang bersifat deduktif dibuka dengan pernyataan umum berupa kaidah, teori, atau pertanyaan umum lainnya. Yang kemudian dikembangkan dengan pernyataan-pernyataan yang bersifat khusus. Suatu tulisan yang berisfat induktif dimulai dengan rincian-rincian dan diakhiri dengan kesimpulan umum.
Urutan Logis (Kronologis) ; pengembangan dengan urutan kronologis biasanya dipergunakan dalam memaparkan sejarah, proses, asal-usul dan riwayat hidup.
Urutan Ruang (Spasial) ; digunakan untuk menyatakan tempat atau hubungan dengan ruang, urutan ini juga digabungkan dengan urutan waktu.
Urutan Waktu Penalaran ; berdasarkan alur penalaran paragraf dikembangan dalam urutan umum-khusus dan khusus-umum. Urutan umum-khusus dipergunakan dalam karya ilmiah.
Urutan Kepentingan ; suatu karangan dikembangkan dengan urutan berdasarkan kepentingan gagasan yang dikemukakan, pembicaraan dari hal penting sampai yang tidak penting.
C) Isi Penulisan
Karya ilmiah membahas fakta meskipun pembahasan memerlukan teori atau pendapat. Berikut hal-hal yang berkaitan dengan fakta :
Generalisasi dan spesifikasi
Klasifikasi
Perbandingan dan pertentangan
Hubungan sebab-akibat
Analogi
Ramalan
C) Fakta Sebagai Unsur Dasar Penalaran Ilmiah
Penalaran memerlukan fakta sebagai unsur dasarnya, karena itu agar dapat menalar dengan tepat perlu kita miliki pengetahuan tentang fakta yang berkaitan. Jumlah fakta tidak terbatas dan sifatnya beragam. Fakta saling berkaitan baik secara fungsional maupun dalam hubungan sebab-akibat. Kita dapat menggolongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya, Proses seperti itu disebut pembagian.
Berikut proses pembagian :
Kalsifikasi ; membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Dengan klasifikasi maka fakta dapat ditempatkan di dalam suatu sistem kelas sehingga dapat dikenali hubungannya secara horizontal dan vertikal ke samping serta ke atas dan ke bawah. Suatu klasifikasi dapat dikatakan berhenti apabila sudah sampai kepada individu yang tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat dimasukkan kedalam suatu jenis individu. Contoh : “Dani adalah manusia” , tetapi tidak “Manusia adalah Dani” karena Dani adalah individu dan bersifat unik. Klasifikasi atau pengelompokan berbeda dengan pembagian. Pembagian lebih bersifat kuantitatif, tanpa suatu kriteria atau ciri penentu. Misalnya, seratus orang mahasiswa dibagi menjadi lima kelompok yang terdiri dari dua puluh orang. Ini merupakan pembagian. Tetapi jika pembagian itu didasarkan atas tinggi badan atau fakultasnya, maka pembagian itu merupakan klasifikasi, yaitu berdasarkan tinggi badan atau fakultas. Kelas dipecah berdasarkan ciri-ciri sebagai berikut : Jenis klasifikasi dan Persyaratan klasifikasi 
Analogi ; merupakan suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang meiliki sifat-sifat penting.
Hubungan Sebab-Akibat ; penalaran dari sebab ke akibat dimulai dengan pengamatan sebab yang sudah diketahui. Lalu kemudian ditarik kesimpulan mengenai akibat yang ditimbulkan. 
D) Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif berdasarkan atas prinsip umum yang kemudian ditarik kesimpulan tentang sesuatu yang khusus yang merupakan bagian dari suatu gejala. Atau dengan kata lain penalaran deduktif bergerak dari sesuatu yang umum kepada yang khusus.

E) Silogisme
Merupakan bentuk penalaran deduktif yang formal, yang tidak sering kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari. Proses penalaran dimulai dari premis mayor melalui premis minor  sampai pada kesimpulan. Strukturnya tetap: premis mayor, premis minor, kesimpulan. Premis mayor berisi pernyataan umum. Premis  minor  berisi pernyataan  yang  lebih khusus  yang  merupakan  bagian premis mayor (term mayor). Silogisme selalu lebih khusus daripada premisnya.
Silogisme dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika A=B dan B=C maka A=C
a/ Premis dan TermProposisi ialah kalimat logika yang merupakan pernyataan tentang hubungan antara dua atau beberapa hal yang dapat dinilai benar atau salah. Premis ialah pernyataan yang digunakan sebagai dasar penarikan kesimpulan. Term ialah suatu kata atau kelompok kata yang menempati fungsi subjek atau predikat.
b/ Macam-macam Proposisi
Proposisi digolongkan berdasarkan beberapa kriteria sebagai berikut :
Menurut bentuknya, dibedakan sebagai proposisi tunggal (proposisi yang berisi hanya satu pernyataan) dan proposisi majemuk (merupakan gabungan antara dua proposisi tunggal).
Menurut sifat dan pembenaran hubungan antara subjek dan predikat. 
Berdasarkan kuantitasnya 
Berdasarkan kualitas
c/ Distribusi Term
Term bersifat distributif atau non-distributif. Dikatakan distributif jika meliputi denotasinya dan dikatakan non-ditributif jika meliputi sebagian saja.
F) Entimem
Dalam entimem sama seperti silogisme hanya saja dalam entimem salah satu premisnya di hilangkan atau tidak diucapkan karena sudah sama-sama diketahui.

G) Salah Nalar
Kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran yang kita sebut salah nalar. Dalam hal ini mencakup dua jenis kesalahan menurut penyebabnya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan kesalahan karena materi dan proses penalarannya yang merupakan kesalahan formal.
>> Kesalahan Informal 
Sebagai sarana penalaran terutama penalaran ilmiah bahasa mengandung banyak kelemahan. Kata-kata yang sering kali tidak tegas maknanya, sehingga dapat diartikan bermacam-macam. Yang termasuk ke dalam jenis kesalahan ini ialah :
Argumentum ad Hominem (argumentasi yang ditujukan kepada diri orang) ; kesalahan itu  terjadi bila seseorang  mengambil  keputusan  atau kesimpulan  tidak berdasarkan pada penalaran  melainkan  untuk  kepentingan  dirinya,  dengan mengemukakan alasan yang tidak logis sebenarnya. 
Kesalahan Aksidensi ; kesalahan  terjadi  akibat penerapan prinsip umum terhadap keadaan yang bersifat aksidental, yaitu suatu keadaan atau kondisi kebetulan yang tidak seharusnya.
Kesalahan Komposisi dan Divisi ; terjadi  jika  kita  menerapkan  predikat  individu  kepada kelompoknya.
>> Kesalahan Informal
Kesalahan InduktifKesalahan  induktif  terjadi  sehubungan  dengan  proses  induktif.  Kesalahan  ini mungkin merupakan kesalahan generalisasi, hubungan sebab akibat, dan analogi.- Generalisasi Terlalu Luas- Hubungan Sebab Akibat yang Tidak Memadai- Kesalahan Analogi
Kesalahan Deduktif- Kesalahan  premis mayor yang tidak dibatasi- Kesalahan term keempat- Kesalahan kesimpulan dari premis-premis negatif


Fakta Sebagai Unsur dalam Penalaran Ilmiah

Agar dapat menalar dengan tepat, perlu kita memiliki pengetahuan tentang fakta yang berhubungan. Jumlah fakta tak terbatas, sifatnya pun beraneka ragam. Oleh sebab itu, sebagai unsur dasar dalam penalaran ilmiah, kita harus mengetahui apa pengertian dari fakta.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fakta memiliki definisi sebagai hal (keadaan atau peristiwa) yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada atau terjadi. Selain itu, fakta juga merupakan pengamatan yang telah diverifikasi secara empiris (sesuai dengan bukti atau konsekuensi yang teramati oleh indera). Fakta bila dikumpulkan secara sistematis dengan beberapa sistem serta dilakukan secara sekuensial maka fakta tersebut mampu melahirkan sebuah ilmu. Sebagai kunci bahwa fakta tidak akan memiliki arti apa-apa tanpa sebuah teori dan fakta secara empiris dapat melahirkan sebuah teori baru.

Untuk memahami hubungan antara fakta-fakta yang sangat banyak itu, kita perlu mengenali fakta-fakta itu secara sendiri-sendiri. Ini berarti bahwa kita harus mengetahui ciri-cirinya dengan baik. Dengan begitu, kita dapat mengenali hubungan di antara fakta-fakta tersebut dengan melakukan penelitian.

Selain itu, kita dapat menggolong-golongkan sejumlah fakta ke dalam bagian-bagian dengan jumlah anggota yang sama banyaknya. Proses seperti itu disebut pembagian, namun pembagian di sini memiliki taraf yang lebih tinggi dan disebut klasifikasi.

1). Klasifikasi
Membuat klasifikasi mengenai sejumlah fakta, berarti memasukkan atau menempatkan fakta-fakta ke dalam suatu hubungan logis berdasarkan suatu sistem. Suatu klasifikasi akan berhenti, tidak dapat diteruskan lagi jika sudah sampai kepada individu yang tidak dapat merupakan spesies atau dengan kata lain jenis individu tidak dapat diklasifikasikan lebih lanjut meskipun dapat dimasukkan ke dalam suatu spesies. Contohnya, "Dani adalah manusia", tetapi tidak "Manusia adalah Dani" karena Dani adalah individu dan bersifat unik.

Perlu diingat bahwa klasifikasi atau penggolongan (pengelompokkan) berbeda dengan pembagian. Pembagian lebih bersifat kuantitatif, tanpa suatu kriteria atau ciri penentu. Tetapi klasifikasi didasarkan terhadap ciri-ciri atau kriteria yang ada dari fakta-fakta yang diteliti.

2). Jenis Klasifikasi
Klasifikasi dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
  • Klasifikasi sederhana, suatu kelas hanya mempunyai dua kelas bawahan yang berciri positif dan negatif. Klasifikasi seperti itu disebut juga klasifikasi dikotomis (dichotomous classification dichotomy).
  • Klasifikasi kompleks, suatu kelas mencakup lebih dari dua kelas bawahan. Dalam klasifikasi ini tidak boleh ada ciri negatif; artinya, suatu kelas tidak dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya suatu ciri.

3). Persyaratan Klasifikasi
Klasifikasi harus dilakukan dengan memperhatikan beberapa persyaratan:
  • Prinsipnya harus jelas. Prinsip ini merupakan dasar atau patokan untuk membuat klasifikasi, berupa ciri yang menonjol yang dapat mencakup semua fakta atau benda (gejala) yang diklasifikasikan.
  • Klasifikasi harus logic dan ajek (konsisten). Artinya, prinsip-prinsip itu harus diterapkan secara menyeluruh kepada kelas bawahannya.
  • Klasifikasi harus bersikap lengkap, menyeluruh. Artinya, dasar pengelompokkan yang dipergunakan harus dikenakan kepada semua anggota kelompok tanpa kecuali.

Selain itu dalam aspek fakta agar dapat membuat kesimpulan yang sah tentang sifat golongan tertentu yang berdasarkan satu atau beberapa yang diamati, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah mengenai klasifikasi – yang sudah dijelaskan sebelumnya –, generalisasi dan spesifikasi, analogi, dan hubungan sebab-akibat.

1). Generalisasi dan Spesifikasi, Dari sejumlah fakta atau gejala yang diamati ditarik kesimpulan umum tentang sebagian atau seluruh gejala yang diamati itu. Proses penarikan kesimpulan yang dilakukan dengan cara itu disebut generalisasi. Jadi, generalisasi adalah pernyataan yang berlaku umum untuk semua atau sebagian besar gejala yang diamati. Karena itu suatu generalisasi mencakup ciri-ciri esensial atau yang menonjol, bukan rincian. Di dalam pengembangan karangan, generalisasi perlu dibuktikan dengan fakta yang merupakan spesifikasi atau ciri khusus sebagai penjelasan lebih lanjut.

Ungkapan yang biasa digunakan dalam generalisasi adalah: biasanya, pada umumnya, sebagian besar, semua, setiap, tidak pernah, dan sebagainya. Dan ungkapan yang digunakan dalam penunjang generalisasi adalah: misalnya, sebagai contoh, untuk menjelaskan hal itu, sebagai bukti, dan sebagainya.

Fakta-fakta penunjang harus relevan dengan generalisasi yang dikemukakan. Suatu paragraf dalam tulisan yang mencamtumkan penunjang yang tidak relevan dipandang tidak logis. Dan generalisasi mungkin mengemukakan fakta (disebut generalisasi faktual) atau pendapat (opini).

2). Analogi, persamaan antar bentuk yang menjadi dasar terjadinya bentuk-bentuk yang lain atau membandingkan sesuatu dengan lainnya berdasarkan atas persamaan yang terdapat di antara keduanya.

Analogi terdiri dari dua macam, pertama analogi penjelas (deklaratif) yaitu perbandingan untuk menjelaskan sesuatu yang baru berdasarkan persamaannya dengan sesuatu yang telah dikenal, tetapi hasilnya tidak memberikan kesimpulan atau pengetahuan yang baru, kedua analogi induktif yaitu suatu proses penalaran untuk menarik kesimpulan (referensi) tentang kebenaran suatu gejala khusus berdasarkan kebenaran suatu gejala khusus lain yang memiliki sifat-sifat esensial penting yang bersamaan. Jadi, dalam analogi induktif yang perlu diperhatikan adalah persamaan yang dipakai merupakan ciri-ciri esensial penting yang berhubungan erat dengan kesimpulan yang dikemukakan.

3). Hubungan Sebab Akibat, hubungan ketergantungan antara gejala-gejala yang mengikuti pola sebab-akibat, akibat-sebab, dan akibat-akibat.
  • Penalaran sebab-akibat dimulai dengan pengamatan terhadap suatu sebab yang diketahui.
  • Penalaran akibat-sebab dimulai dari suatu akibat yang diketahui.
  • Penalaran akibat-akibat berpangkal dari suatu akibat dan berdasarkan akibat tersebut dan langsung dipikirkan akibat lain tanpa memikirkan sebab umum yang menimbulkan kedua akibat itu.
B. Salah Nalar

Kesalahan yang berhubungan dengan proses penalaran disebut sebagai salah nalar. Ada dua jenis kesalahan menurut penyebabnya, yaitu kesalahan karena bahasa yang merupakan kesalahan informal dan kesalahan karena materi dan proses penalarannya yang merupakan kesalahan formal.

a). Kesalahan Informal

Kesalahan informal biasanya dikelompokkan sebagai kesalahan relevansi. Kesalahan ini terjadi apabila premis-premis tidak mempunyai hubungan logis dengan kesimpulan. Yang termasuk ke dalam jenis kesalahan ini adalah:
  • Argumentum ad Hominem, kesalahan itu berarti "argumentasi ditujukan kepada diri orang". Artinya, kesalahan itu terjadi bila seseorang mengambil keputusan atau kesimpulan tidak berdasarkan penalaran melainkan untuk kepentingan dirinya, dengan mengemukakan alasan yang tidak logis.
  • Argumentum ad Baculum, kesalahan yang terjadi apabila suatu keputusan diterima atau ditolak karena adanya ancaman hukuman atau tindak kekerasan.
  • Argumentum ad Verucundiam atau Argumentum Adictoritatis, kesalahan yang terjadi apabila seseorang menerima pendapat atau keputusan dengan alasan penalaran melainkan karena yang menyatukan pendapat atau keputusan itu adalah yang memiliki kekuasaan.
  • Argumentum ad Populum, kesalahan itu berarti "argumentasi ditujukan kepada rakyat". Artinya, argumentasi yang dikemukakan tidak mementingkan kelogisan; yang penting agar orang banyak tergugah. Hal ini sering dilakukan dalam propaganda.
  • Argumentum ad Misericordiam, argumentasi dikemukakan untuk membangkitkan belas kasihan.
  • Kesalahan Non-Causa Pro-Causa, kesalahan ini terjadi jika seseorang mengemukakan suatu sebab yang sebenarnya merupakan sebab atau bukan sebab yang lengkap.
  • Kesalahan Aksidensi, kesalahan terjadi akibat penerapan prinsip umum terhadap keadaan yang bersifat aksidental, yaitu suatu keadaan atau kondisi kebetulan, yang tidak seharusnya, atau mutlak yang tidak cocok.
  • Petitio Principii, kesalahan ini terjadi jika argumen yang diberikan telah tercantum di dalam premisnya. Kadang-kadang petitio principii ini berwujud sebagai argumentasi berlingkar: A disebabkan B, B disebabkan C, C disebabkan D, D dan D disebabkan A.
  • Kesalahan Komposisi dan Divisi, kesalahan komposisi terjadi jika menerapkan predikat individu kepada kelompoknya sementara kesalahan divisi terjadi jika predikat yang benar bagi kelompok dikenakan kepada individu anggotanya.
  • Kesalahan karena Pertanyaan yang Kompleks, pertanyaan yang dimaksud ini bukan dinyatakan dengan kalimat kompleks saja, namun yang dapat menimbulkan banyak jawaban.
  • Non Secuitur (Kesalahan Konsekuen), kesalahan ini terjadi jika dalam suatu proposisi kondisional terjadi pertukaran anteseden dan konsekuen.
  • Ignoratio Elenchi, kesalahan ini sama atau sejenis dengan argumentum ad Hominemad Verucundiamad Baculum, dan ad Populum yaitu tidak ada relevansi antara premis dan kesimpulannya.

b). Kesalahan Formal

Kesalahan ini berhubungan erat dengan materi dan proses penarikan kesimpulan baik deduktif maupun induktif.
1). Kesalahan Induktif
Kesalahan induktif terjadi sehubungan dengan proses induktif. Kesalahan ini terjadi karena:
  • Generalisasi yang terlalu luas.
  • Hubungan sebab akibat yang tidak memadai.
  • Kesalahan analogi. Kesalahan ini terjadi bila dasar analogi induktif yang dipakai tidak merupakan ciri esensial kesimpulan yang ditarik.

2). Kesalahan Deduktif
  • Dalam cara berpikir deduktif kesalahan yang biasa terjadi adalah kesalahan premis mayor yang tidak dibatasi.
  • Kesalahan term keempat. Dalam hal ini term tengah dalam premis minor tidak merupakan bagian dari term mayor pada premis mayor atau memang tidak ada hubungan antara kedua pernyataan.
  • Kesimpulan terlalu luas atau kesimpulan lebih luas dari pada premisnya.
  • Kesalahan kesimpulan dari premis-premis negatif.




Sumber :
  •  http://dwikartikasari-18211665.blogspot.com/2014/03/teori-teori-yang-berkaitan-dengan.html
  •  http://zuwaily.blogspot.com/2012/10/fakta-sebagai-unsur-dalam-penalaran.html#.VRAGqPmUeSp